Sabtu, Oktober 19, 2013

Pendahuluan Patologi Anatomi

"aku mengenal dikau, tak cukup lama, separuh usiaku. namun begitu banyak, pelajaran yang aku terima"

assalamualaikum. temanteman. hari ini, disabtu siang. aku coba belajar mengenai pendahuluan patologi anatomi yang sikuliahkan oleh dr. mezfi ditemani dengan lagu harmoni ~~~~ lalalalalala~~~~~

Pemeriksaan patologi anatomi: suatu prosedur pemeriksaan laboratorium yang dilakukan dengan menggunakan sampel sel, jaringan atau cairan dari tubuh manusia dengan metode tertentu untuk menegakkan diagnosis. jadi tentunya pemeriksaan patologi anatomi akan menunjang apa yang telah didapatkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik. misalkan pada anamnesis dan pemeriksaan fisik kita mendapatkan batuk berdarah sejak 1 bulan lalu, sputum hujau kental, badan kakeksia, ekonomi menengah kebawah. kita sudah terbayang kemungkinan besar pasien menderita TB, tapi untuk memastikannya kita melakukan pemeriksaan labratorium dengan sputum untuk melihat apakah terdapat basil tahan asam pada sputum pasien.

sebelumnya, kita harus berkenalan dulu dengan patologi.
patologi besaral dari bahasa yunani yaitu pathos yang artinya penderitaan atau penyakit dan logos yang artinya ilmu. kemudian, menurut ilmu sains patologi adlah suatu ilmu yang mempelajari mengenai penyakit yang meliputi penyebab (etiologi), mekanisme terjadinya penyakit (patogenesis), manifestasi klinik, progresifitasnya dan sequele. :) yah, jadi ilmu patologi itu kompleks sekali mempelajari penyakit :)

patologi secara umum dibedakan menjadi patologi umum dan khusus. dimana patologi umum yaitu suatu reaksi dasar dari sel atau jaringan terhadap suatu kondisi abnormal. misalnya pada keadaan iskemia, akan terjadi penghentian pembentukan ATP sehingga sel akan mengalami jejas.
patologi khusus atau sistemik adalah suatu respon spesifik dari suatu sel, jaringan atau organ tertentu akan keadaan abnormal. misalnya pada keadaan stenosis mitral, jantung akan bekerja sangat keras agak kecukupan darah ke jaringan terpenuhi sehingga terjadinya hipertropi otot jantung agar kekuatan untuk memompa darah semakin besar, misalnya pada keadaan infeksi kronis pada sorang perokok, seperti kita tahu epitel traktur respiratorius adalah epitel collumner simplex, karena keadaan infeksi yang kronis akan terjadi metaplasia epitel collumner menjadi squamous complex :)

selanjutnya menurut tingkatannya patologi dibagi lagi menjadi sitopatologi, histopatologi dan molekular patologi.

okeee sekarang kita kenalan sama patologi anatomi.
jad patologi anatomi itu adalah suatu bidang ilmu pengetahuan yang memperlajari kelainan struktur (morfologi) dan fugsi pada suaut penyakit dan hungannya dengan manifestasi klinis, dengan menggunakan metode makroskopis dan mikroskopis sebagai sarana diagnostik.

Sejarah Patologi
awalnya filsuf kuno Plato dan Phytagoras menyebutkan baha penyakit merupakan akibat dari pengaruh buruk dari kekuatan immaterial dan supranatural misalnya kutukan, santet, pelet, dll itu. namun pada 300 tahun SM ditemukan metode autopsi nekropsi makroskopik yang disebut sebagai Era Morbid Anatomy. kemudian mulai tahun 1800 an mulailah dikenal patologi mikroskopik dan patologi seluler berkat penemuan mikroskop oleh antony van leeuwenhook dan oleh rudolf virchow menyatakan bahwa sel adalah unit kehidupan terkecil di dalam tubuh. akhirnya 1990an berkembahlah ilmu patologi molekuler, misalnya diketahui molekul Hb yang abnormal pada penderita sickle cell anemia dan molekul kolagen yang abnormal pada penderita osteogenesis imperfecta .

sebelumnya sudah kita ketahui pemeriksaan patologi menggunakan metoda tertentu. berikut berbagai teknik pemeriksaan patologi yang dapat dilakukan:
  1. patologi makroskopis: melihat secara kasat mata   
  2. mikroskop cahaya: jaringan dipotong tipis untuk memungkinkan transmisi cahaya dan jaringan diproses seperti pembuatan preparat histologi dengan menggunakan stain HE misalnya
  3. histokimia: hampir sama dengan metode mikroskop cahaya namun sebelumnya preparat diperlakukan dengan suatu reagen tertentu untuk melihat suatu sel individual tertentu.
  4. immunohistokima dan immunoflouresensi: immunohistokimia hampir sama dengan histokimia untuk melihat suatu substansi yang berreaksi dengan immunoglobulin tertentu. immunoflouresensi menggunakan antibodi tertentu namun penandanya menggunakan flouresensi dan menggunakan mikroskop flouresens
  5. mikroskop elektron: dapat melihat sampai ke kelainan ditingkat organel dan dapat melihat virus yang ukurannya itu nanometer loh. masih digunakan untuk klasifikasi glomerulonefritis
  6. teknik biokimia: penting untuk memonitor homeostasis cairan dan elektrolit.misal nya pemeriksaan enzim CPK serum yang meningkat pada keaadan infark myokard
  7. teknik hematologi: misalnya hitung jenis dan faktor pembekuan
  8. kultur sel: utnuk mempersiapkan penyebaran kromosom untuk analisis sitogenik. juga untuk identifikasi mikroorganisme ttt
  9. mikrobiologi kedokteran: ilmu mengenai mikroorganisme
  10. patologi molekuler: menunjukkan defek struktur kimi molekul misalnya protein, DNA dan RNA. menggunakan in situ hybridisation dan PCR.
Peran Patologi
  • pencegahan penyakit: deteksi dini kanker mulut rahim
  •  menegakkan diagnosa dengan akurat
  • menentukan pengelolaan pasien dengan turut merencakan pengobatan , evaluasi dan pemantauan hasi terapi serta menentukan prognosa
  • sebagai mitra dokter spesialis klinik
Penyakit
adalah respon tubuh terhadap rangsangan (forbus), diman tubuh tidak dapat lagi mempertahankan kondisi pada range homeostatis yang kecil dan masuk dalam range penyakit.  hasil dari kegagalan homeostasis ini menyebabkan gangguan keseimbangan fungsi dan anatomi.

Forbus dibagi menjadi 3
  1. reaksi pertahanan (active resistence)
  2. reaksi kekalahan (submissive)
  3. reaksi adaptasi
 Karakteristik Penyakit meliputi
  1. etiologi
  2. pathogenesis
  3. manifestasi morfologi, fisiologi, dan perubahan klinik
  4. komplikasi dan sequele
  5. prognosis
  6. epidemiologi (incidence)
klasifikasi penyakit:
  1. Developmental
  2. radang 
  3. Neoplastik
  4. degeneratif
Faktor penyebab penyakit: faktor lingkungan dan faktor genetik
faktor lingkungan
  1. agen fisik: trauma, radiasi, temperatur, tekanan atmosfer yang eksstrim dan sengatan listrik
  2. agen kimia: sianida berbahaya bai semua sel, asam kuat dan basa kuat bekerja lokal
  3. infeksi dan infestasi: virus, bakteri, fungi, protozoa, cacing. misalnya virus pada poliomyelitis dimana terjadi infeksi alfa motor neuron
  4.  defiensi dan kelebihan nutrisi: obesitas menjadi faktor resiko DM tipe 2
  5. reaksi immunologis abnormal: hipersensitifitas berupa syok/anafilaksis terlokalisir pada astma. reaksi autoimun(menyerang sel sendiri) misalnya rhematic arthritis dan tiroiditis
  6. faktor psikologis: 
    • stres psikologik --> penyakit mental
    • gejala individual --> penyakit somatik
    • adiksi --> alkohol dan tembakau
    • penyakit psikogenik yang berhubungan dengan penyakit tertentu seperti hipertensi, trombosis a coronaria dan kolitis ulseratif mekanismenya belum jelas
faktor genetik
  1. gen normal: terdapat variasi genetik yang terdapat pada ras ataupun individu. misalnya orang kulit putih menjadi lebih rentan terhadap UV
  2. gen abnormal: mutasi gen misalnya sickle cell anemia
  3. umur: beda umur beda penyakitnya. degeneratif
Pemeriksaan Patologi Anatomi meliputi:
  • histopatologi blok parafin
  • histopatologi potong beku ( frozen section / Vries Coupe)
  • sitopatologi
  • histokimia, immunopatologi
  • otopsi klinik

1. Histopatologi
spesimen berasal dari biopsi, operasi, kuretase maupun jaringan yang keluar secara spontandifiksasi dalam formalin 10% atau formalin buffer 10% dalam wadah tertutup
untuk jaringan yang besar dan padat dilamelasi (dibuat lapisan tipis) agar cairan fiksasi masuk sempurna
lamelasi dengan jarak 1 cm
jumlah cairan fiksasi kurang lebih 10x volume jaringan, atau jaringan harus terendam sempurna
memberi tanda khusus pada lokasi yang memerlukan penelitian khusus misalnya dengan benang.
wadah tertutup dikirim bersama dengan formulir permintaan dan diberi label: identitas penderita, dokter pengirim.
formulis berisi: nama pasien, umur, jenis kelamin, lokasi pengmbilan bahan, cara operasi, nama dokter pengirim, keterangan klinik singkat, diagnosa klinik, dan bila perlu melampirkan hasil rontgen

1.a pemeriksaan histopatologi biasa (blok parafin)
merupakan pemeriksaan morfologi sel atau jaringan secara mikroskopik dengan pewarnaan rutin HE Hematoksilin Eosin untuk menetapkan diagnosis meliputi inflamasi, neoplastik, degenasi dan infeksi
setelah pemeriksaan makroskopis dipilih bagian jaringan (mewakili diagnosa) kemudian diproses sesuai dengan prinsip dehidrasi, clearing, embedding(melekatkan) pada alat otomatis (autotechnicon/histokinet) --> dibuat blok parafin dan dipotong dengan mikrotom untuk dibuat sediaan mikroskopis.

Fiksasi jaringan
tujuan:
  • mencegah autolisis (oleh enzim yang ada di dalam sel)
  • mencegah pembusukan oleh aktivitas bakteri
  • memadatkan dan mengeraskan jaringan agar mudah dalam pemotongan
  • memadatkan cairan koloid (konsistensi cairan menjadi lebih padat)
macam-macam cairan penfiksasi
    • formal saline 10%, formalin buffer 10%
    • Ethyl alkohol 96%, 70% dan 50%
    • Asam Pikrat 
    • Asam Asetat
    •  Aseton
    • Cairan Bouin
    • Pottasium dikromat 
Syarat cairan fiksasi
  • daya tembus yang kuat
  • menembus jaringan secara merata
  • memfiksasi secara keseluruhan
  • daya tembus terus menerus
  • tidak berbahaya bagi lingkungan
  • jaringan tetap dapat diwarnai
  • jaringan dapat disimpan lama
1.b Pemeriksaan histopatologi
cara cepat untuk penderita yang masih di meja operasi untuk menentukan tindaakan operasi lebih lanjut
tidak difiksasi tapi dibekukan (cryocut)

2. Pemeriksaan Sitopatologi
tujuannya untuk skrining (pemeriksaan penyaring) dan atau menegakkan diagnosis secara sitomorfologi
caranya buat sediaan hapus pada kaca benda dari bahan cairan yang diterima  --> fiksasi --> diwarnai
bahan pemeriksaan beraasal dari usapan atau scraped (vagina, servix, masa ulseratif), sputum, sikatan bronkus, cairan tubuh (ascites, efusi pleura), urin, aspirasi jarum halus, ( exfoliatif sitologi dan aspirasi sitologi)

diagnosa sitopatologi diutamakan untuk menyingkirkaan diagnosa tumor ganas.
diagnosa ditegakkan berdasarkan:
  1. pleomoefik sel
  2. hiperkromatik inti
  3. ratio inti sitoplasma sel
 2.1 Biopsi Aspirasi jarum halus (FNAB/ fine needle aspiration biopsy)
merupakan teknik pemeriksaan sitologi
menggunakan jarum 27G-22G
dengan atau tanpa aspirasi aktif
pada massa/ tumor superficial dan palpable
bahan pemeriksaan berupa aspirat
pewarnaan diff quick, giemsa, dan papaniculao

prosedur pemeriksaan FNAB
sel didapat dengan aspirasi jaringan tubuh
bahan yang diaspirasi segera dibuat sediaan apus, kirim sediaan kering yang telah diawetkan atau difiksasi denngan alkohol 96% selama kurang lebih 30 menit
formulir di isi lengkap

keuntungan FNAB
tidak sulit, mudah diulang, murah, cepat
diagnostik cepat
penderita dengan KU lemah dapat ditentukan diagnosis nya
nama lain Aspirasi biopsi sitologi/ FNAC

3. Pulasan khusus Histokimia
digunakan untuk pengenalan:
    • sel-sel tertentu (misalnya pewarnaan sudan III untuk mengenal sel lemak
    • bahan tertentu dalam jaringan atau produknya (pewarnaan PAS periodic Acid Schift untuk musin dan glikogen)
    • mikroorganisme tertentu dalam jaringan. misalnya pewarna campbell untuk basil TB
bahan pemeriksaan:
jaringan segar
jaringan yang telah difiksasi dengan formalin 10%
jaringan dari blok parafin.

4. Immunopatologi
pemeriksaan khusus immunohistokimia (teknik immunoflouresensi dan teknik immunoenzyme)
4.1 teknik immunoflouresensi
tujuannya untuk pengenalan antigen, antibodi dan kompleks imun. dengan mempergunakan flourochrom, dilihat dibawah mikroskop flouresensi ( mikroskop yang memakai filter sehingga memancarkan sinar ultra violet)
bahan pemeriksaan:
jaringan segar yang didinginkan pada suhu -80 derajat celcius (ddengan nitrogen cair) atau pada suhu -30 dengan es kering
jaringan dalam blok parafin

4.2 immunoenzyme
tujuannya untuk pengenalan jenis antigen/bahan yang terkandung didalam sel atau jaringan dengan mempergunakan antibodi (terhadap antigen)   atau bahan tertentu yang diberi label enzim (misalnya peroksidase atau fosfat alkali untuk visualisasi)


0 komentar: